Draymond Green Memberikan Peringatan Untuk Cooper Flagg. Di tengah hiruk-pikuk musim NBA 2025-26 yang baru berjalan seminggu, suara berpengaruh dari Draymond Green kembali bergema, kali ini ditujukan pada rookie sensasional Dallas Mavericks, Cooper Flagg. Setelah Mavericks menelan kekalahan tipis 101-99 dari New Orleans Pelicans yang kekurangan pemain, Green tidak segan menyuarakan peringatan tegas: Flagg harus hati-hati jika terus dimainkan di posisi point guard, karena itu bukan habitat alaminya. Pada usia 19 tahun, Flagg yang baru saja dinobatkan sebagai pilihan pertama draft musim panas lalu sudah menunjukkan kilauan, tapi komentar Green ini seperti tamparan lembut dari veteran berpengalaman. Bagi penggemar, ini pengingat bahwa transisi dari kampus ke pro penuh jebakan, terutama bagi talenta muda seperti Flagg yang dijuluki “next big thing”. Di balik kekalahan itu, peringatan Green membuka diskusi luas soal bagaimana tim seperti Mavericks membentuk bintang masa depan tanpa merusak fondasinya. REVIEW KOMIK
Konteks Kekalahan Mavericks dan Performa Awal Flagg: Draymond Green Memberikan Peringatan Untuk Cooper Flagg
Kekalahan dari Pelicans bukanlah akhir dunia bagi Mavericks yang masih di posisi 2-6, tapi cukup untuk memicu refleksi internal. Flagg, yang memulai debutnya sebagai starter di backcourt, tampil impresif dengan 18 poin, delapan assist, dan enam rebound dalam 32 menit—angka rookie yang solid untuk laga tandang. Namun, turnover-nya mencapai empat, termasuk dua di momen krusial kuarter keempat yang berujung fast break lawan. Pelatih Jason Kidd, yang memutuskan memainkan Flagg di point guard untuk manfaatkan visi passing-nya dari era Duke, mengakui adaptasi masih butuh waktu. Green, yang menyaksikan laga itu dari rumah sambil analisis di podcastnya, langsung menyoroti risiko: “Kalian harus hati-hati memulai Flagg di point guard. Itu bukan posisi aslinya. Tanya Ben Simmons, dia tahu betul.” Konteks ini relevan karena Mavericks sedang bereksperimen dengan lineup kecil pasca-kedatangan Flagg, mengorbankan center veteran untuk kecepatan. Di awal musim, Flagg sudah kontribusi di enam laga, rata-rata 15 poin dan lima assist, tapi kekalahan malam itu tunjukkan celah: pertahanan Pelicans manfaatkan kebingungannya di pick-and-roll. Bagi Kidd, ini pelajaran awal, tapi peringatan Green datang tepat waktu, mengingatkan bahwa ambisi tak boleh abaikan realitas posisi.
Perbandingan dengan Ben Simmons dan Pelajaran dari Karir Veteran: Draymond Green Memberikan Peringatan Untuk Cooper Flagg
Green tak asal bandingkan Flagg dengan Ben Simmons; itu peringatan berbasis pengalaman panjang di liga. Simmons, yang dulu dijadikan point-forward hybrid oleh Philadelphia, kini bergulat dengan label “bukan scorer utama” setelah absen panjang karena cedera punggung dan mental block shooting. Musim lalu, Simmons rata-rata hanya 6,1 poin dengan 37 persen free throw, jauh dari potensi All-Star-nya. Green, yang sering bentrok dengan Simmons di lapangan, bilang: “Flagg punya ukuran dan atletisitas luar biasa, tapi kalau dipaksa handle bola terus, ia bisa kehilangan identitas sebagai forward serba bisa.” Ini mirip nasib Simmons, yang awalnya brilian di transisi tapi terjebak ekspektasi scoring di posisi non-alaminya. Flagg, dengan tinggi 6’9″ dan wingspan 7’2″, unggul di Duke sebagai mismatch nightmare—blokir tembakan dan switch defense—tapi di NBA, tuntutan point guard lebih ke decision-making cepat di bawah tekanan. Green, sebagai empat kali juara, tahu betul: “Ia harus fokus kekuatannya dulu, jangan buru-buru jadi playmaker penuh waktu.” Pelajaran ini tak hanya untuk Flagg, tapi juga rookie lain seperti yang di Atlanta, yang sering dipaksa adaptasi prematur. Di podcast Green kemarin, ia tambah: “Saya bilang ini karena saya peduli; liga ini kejam kalau kau salah langkah awal.”
Implikasi Strategi Mavericks dan Perkembangan Jangka Panjang Flagg
Peringatan Green bisa jadi titik balik bagi strategi Mavericks, yang kini harus timbang ulang rotasi untuk lindungi aset berharga mereka. Kidd sudah rencanakan evaluasi lineup, mungkin geser Flagg ke small forward dengan Luka Doncic sebagai primary handler, biar Flagg fokus off-ball movement dan cutting—kekuatan utamanya dari Montverde Academy. Implikasinya luas: kalau Flagg terus di point guard, risiko turnover dan fatigue bisa hambat Rookie of the Year-nya, meski Green prediksi ia kalah dari kompetitor seperti di Oklahoma City. Secara jangka panjang, ini peluang Flagg matangkan skill set hybrid-nya, mirip evolusi Green sendiri dari energizer bench ke defensive anchor. Mavericks, yang haus gelar setelah final tahun lalu, tak boleh ulangi kesalahan tanking berlebih—Flagg dapat lewat keberuntungan pick, tapi pengembangannya kunci sukses. Analis bilang, dengan bimbingan seperti ini dari luar, Flagg bisa hindari jebakan mental yang hantam Simmons, bangun kepercayaan diri lewat peran alami. Bagi liga, komentar Green dorong diskusi soal player development: apakah tim terlalu agresif ubah posisi rookie demi kemenangan instan? Di sisa November, dengan jadwal padat melawan tim Barat, Mavericks punya waktu uji coba, dan Flagg tampak ambil semangat: ia bilang pasca-laga, “Saya dengar saran, tapi saya siap belajar di lapangan.”
Kesimpulan
Peringatan Draymond Green untuk Cooper Flagg adalah campuran kasih sayang veteran dan realisme keras, datang tepat saat rookie itu mulai bersinar di Mavericks. Dari konteks kekalahan hingga pelajaran dari Ben Simmons, pesan ini tekankan pentingnya kesabaran dalam membangun karir. Flagg, dengan potensi tak terbatas, punya peluang ubah peringatan ini jadi bahan bakar, sementara Mavericks belajar seimbangkan ambisi dengan kehati-hatian. Pada akhirnya, NBA penuh cerita seperti ini—di mana satu nasihat bisa selamatkan atau bentuk legenda. Dengan Green sebagai suara bijak, Flagg dan timnya siap hadapi tantangan, satu possession pada satu waktu, menuju musim yang lebih cerah.
