Kevin Durant Senang Dengan Gaya Bermain Ace Bailey. Musim NBA 2025-26 baru bergulir di pramusim, tapi sudah ada momen ikonik yang mencuri perhatian: pertemuan pertama antara Kevin Durant dan rookie Utah Jazz, Ace Bailey. Di laga pembuka pramusim melawan Houston Rockets pada 8 Oktober lalu, Bailey tampil mencolok dengan 18 poin, 5 rebound, dan 3 assist dalam kekalahan Jazz. Tapi yang bikin heboh bukan cuma statistiknya—melainkan interaksi langsung dengan KD. Setelah trash talk ringan di lapangan, Durant tak ragu puji gaya bermain Bailey pasca-pertandingan: “Dynamic player. I think he’s gonna be a hell of a player.” Pujian dari legenda sekaliber Durant, yang dikenal jeli soal talenta muda, langsung jadi sorotan. Ini bukan sekadar basa-basi; KD lihat bayangan dirinya di Bailey, si wing berusia 19 tahun yang punya handle mulus dan scoring insting tajam. Di tengah hype draft class 2025, cerita ini tunjukkan bagaimana mentorship ala NBA bisa lahir dari lapangan, dan apa artinya bagi Jazz yang lagi bangun ulang. BERITA TERKINI
Interaksi Lapangan: Trash Talk yang Berujung Pujian: Kevin Durant Senang Dengan Gaya Bermain Ace Bailey
Semuanya dimulai di kuarter ketiga laga pramusim itu, saat Bailey berani tantang Durant di perimeter. Rookie ini, yang dibandingkan dengan “KD 2.0” sejak college di Rutgers, tak gentar hadapi matchup mimpi buruk. Dengan crossover cepat, Bailey ciptakan ruang untuk pull-up three yang bersih—momen yang bikin Durant angkat alis. Respons KD? Trash talk khasnya: “You’re new here. You brand new here boy. Why yo a** talkin’? Sit your a** down.” Suara itu bergema di arena, dan klipnya langsung viral, raih jutaan views dalam hitungan jam. Tapi jangan salah paham—ini bukan permusuhan, melainkan ritual NBA untuk tes mentalitas.
Pasca-pertandingan, Durant ubah nada jadi penuh apresiasi. Di sideline interview, ia bilang, “Dynamic player… I love that he got drafted to Utah. They got a good development program over there. I’m expecting a big year from him and a big career.” Ini langka dari KD, yang jarang komentar panjang soal rookie kecuali benar-benar terkesan. Bailey sendiri, yang sejak awal musim panas sebut Durant sebagai salah satu player comp-nya bareng Paul George dan Jayson Tatum, langsung balas di media sosial: “Big dog bilang gitu? Saya ambil pelajaran.” Interaksi ini ingatkan era awal KD di Thunder, di mana veteran seperti Ray Allen kasih tough love yang bikin ia tumbuh. Bagi Bailey, ini booster awal karir—bukti ia sudah di radar elite, meski baru debut.
Kesamaan Gaya Bermain: Bayangan KD di Generasi Baru: Kevin Durant Senang Dengan Gaya Bermain Ace Bailey
Apa yang bikin Durant begitu senang? Sederhana: gaya Bailey mirip blueprint suksesnya sendiri. Di Rutgers, Bailey rata-rata 22 poin per game dengan efisiensi 48% dari lapangan, banyak lewat mid-range pull-ups dan off-dribble threes—senjata andalan KD sejak 2007. Keduanya punya frame panjang (Bailey 6’9″ dengan wingspan 7’0″), handle rendah yang sulit diprediksi, dan kemampuan switch seamless dari guard ke forward. Durant, yang sering kritik gaya modern NBA yang terlalu bergantung spacing, lihat Bailey sebagai pengingat basket murni: ciptakan shot sendiri tanpa pick-and-roll berlebih.
Di pramusim, Bailey tunjukkan itu dengan 60% eFG di half-court, termasuk fadeaway mirip KD yang bikin lawan frustasi. “Ia punya one-two dribble ke buckets,” kata Durant, mengonfirmasi apa yang Bailey bilang di interview draft: “KD di mid-post dengan satu-dua dribble, straight buckets.” Kesamaan ini bukan kebetulan—Bailey sejak SMA idolai tape KD, dan kini, pujian balik datang. Tapi Durant tak cuma puji; ia beri nasihat implisit soal durability, mengingat cedera panjang Bailey di college. Ini mentorship tak langsung, di mana KD senang lihat generasinya adaptasi style-nya tanpa kopi mentah. Bagi pengamat, ini sinyal positif: Bailey bisa jadi wing versatile yang Jazz butuh, mirip bagaimana Durant evolusi dari scorer jadi all-around threat.
Dampak untuk Jazz dan Prospek Bailey: Langkah Menuju Stardom
Pujian Durant tak cuma hype pribadi; ia punya ripple effect buat Utah Jazz. Tim yang finis bawah klasemen musim lalu lagi rebuild dengan fokus development, dan Bailey—pilihan No. 6 draft—jadi cornerstone. Pelatih Will Hardy, yang disebut Durant sebagai “good coaching staff”, sudah integrasikan Bailey ke rotasi awal, beri menit besar di pramusim. Dengan Lauri Markkanen sebagai alpha, Bailey bisa isi peran secondary creator, eksploitasi mismatch seperti KD di Suns. Debutnya lawan Rockets bukti: 18 poin di 24 menit, plus dua steals yang tunjukkan defensive upside. Jazz lihat ini sebagai awal era baru, di mana Bailey bisa rata 15-18 poin musim reguler, angkat tim ke play-in contention.
Bagi Bailey, senangnya Durant jadi validasi. Di usia 19, ia sudah punya mentalitas “no weaknesses” seperti tweet KD quote-nya, tapi tantangan nyata: adaptasi fisik NBA dan kurangi turnover (4 di debut). Pujian ini bisa percepat curve-nya, tarik perhatian sponsor, dan bangun confidence lawan veteran. Jazz, yang haus identitas pasca-Donovan Mitchell, senang punya prospect yang KD bilang “hell of a player”—potensi All-Star di 2027. Lebih luas, ini cerita bagaimana KD, di tahun ke-19, tetap relevan sebagai mentor, bantu jembatani old school ke next gen. Pramusim ini baru awal, tapi Bailey sudah cetak mark dengan stempel persetujuan Durant.
Kesimpulan
Kevin Durant senang dengan gaya bermain Ace Bailey bukan sekadar pujian sesaat—itu pengakuan atas talenta yang mirip perjalanannya sendiri, dari trash talk ke harapan besar. Di laga pramusim yang viral itu, Bailey bukti ia siap level up, sementara KD beri blueprint sukses. Bagi Jazz, ini booster rebuild; bagi NBA, tanda generasi baru siap ambil alih. Saat musim reguler dimulai, pantau Bailey: dengan blessing Durant, ia bisa jadi bintang selanjutnya yang bikin liga lebih seru. KD bilang big career—dan sepertinya, itu bukan overstatement.