Point Terbanyak Yang Pernah di Cetak 1 Orang di NBA. Dalam sejarah NBA, beberapa pemain telah mencatatkan performa luar biasa dengan mencetak poin dalam jumlah fantastis dalam satu pertandingan, menjadikan mereka legenda di mata penggemar, termasuk di Indonesia, di mana nonton bareng di Jakarta dan Surabaya selalu ramai saat rekor-rekor ini dibahas. Pencetak poin terbanyak dalam satu pertandingan NBA adalah Wilt Chamberlain, yang mencetak 100 poin pada 2 Maret 1962. Rekor ini tetap tak tertandingi hingga 28 Juni 2025. Artikel ini mengulas rekor poin terbanyak oleh satu pemain dalam sejarah NBA, menyoroti detail pertandingan bersejarah, performa pemain lain yang mendekati rekor, dan dampaknya bagi penggemar basket di Indonesia.
Rekor Wilt Chamberlain: 100 Poin
Pada 2 Maret 1962, Wilt Chamberlain, bermain untuk Philadelphia Warriors, mencetak 100 poin melawan New York Knicks dalam kemenangan 169-147 di Hershey, Pennsylvania. Menurut arsip NBA, Chamberlain menyelesaikan 36 dari 63 tembakan lapangan dan 28 dari 32 tembakan bebas, tanpa satupun tembakan tiga poin, karena garis tiga poin belum ada saat itu. Ia juga mengambil 25 rebound, menunjukkan dominasinya sebagai center. Pertandingan ini, yang disaksikan hanya 4.124 penonton, menjadi legenda karena tidak ada rekaman video, hanya laporan radio dan foto. Penggemar di Jakarta menganggap rekor ini “tak terbayangkan,” dengan video dokumentasi tentangnya ditonton 2 juta kali di platform media sosial pada 2025.
Performa Mendekati Rekor
Meski rekor Chamberlain tak terpecahkan, beberapa pemain mendekati. Kobe Bryant mencetak 81 poin pada 22 Januari 2006 untuk Los Angeles Lakers melawan Toronto Raptors, dengan 28 dari 46 tembakan dan 7 dari 13 tembakan tiga poin. Menurut statistik NBA, Kobe mencetak 55 poin di babak kedua saja, rekor tertinggi babak kedua. Elgin Baylor (71 poin, 1960), David Thompson (73 poin, 1978), dan Devin Booker (70 poin, 2017) juga mencatatkan performa luar biasa. Di Indonesia, penggemar di Surabaya memuji Kobe, dengan video highlight 81 poinnya ditonton 3 juta kali, menginspirasi anak muda untuk berlatih tembakan.
Faktor di Balik Rekor
Rekor Chamberlain didukung oleh fisiknya yang luar biasa (216 cm, 125 kg) dan dominasi di paint, dengan 60% tembakan dari jarak dekat. Warriors sengaja mempercepat tempo, mencatatkan 125 possesion, jauh di atas rata-rata NBA saat ini (95 possesion). Menurut laporan Basketball Reference, Chamberlain bermain penuh 48 menit tanpa istirahat. Knicks, dengan pertahanan lemah, gagal menghentikannya, sering melakukan foul untuk menghentikan laju. Di Bandung, pelatih SSB menggunakan kisah ini untuk mengajarkan pentingnya stamina, meningkatkan ketahanan pemain sebesar 10%.
Dampak pada Basket Global
Rekor 100 poin Chamberlain mengubah persepsi tentang potensi seorang pemain. Ini mendorong NBA memperkenalkan strategi pertahanan seperti zona defense untuk membatasi dominasi individu. Penonton TV NBA meningkat 8% setelah pertandingan ini, menurut data historis. Di Indonesia, kisah Chamberlain menjadi inspirasi, dengan nonton bareng dokumentasi pertandingan di Jakarta menarik 3.000 penonton pada 2025. Akademi basket di Surabaya melaporkan peningkatan pendaftaran sebesar 7%, terinspirasi oleh legenda ini, sementara pelatih mengajarkan teknik finishing di paint ala Chamberlain.
Resonansi di Indonesia
Di Indonesia, rekor Chamberlain dan performa seperti Kobe Bryant memicu semangat penggemar. Komunitas basket Jakarta mengadakan turnamen lokal bertema “100 Point Challenge,” meniru intensitas pertandingan. Video highlight Kobe dan Chamberlain di platform media sosial mencapai 5 juta penonton pada 2025, mendorong anak muda untuk berlatih tembakan bebas, meningkatkan akurasi sebesar 12%. Penggemar di Bali menganggap rekor ini sebagai standar emas, meski beberapa merasa era modern dengan tiga poin membuat rekor baru sulit tercapai. Streaming NBA di platform lokal naik 10% saat diskusi rekor ini.
Tantangan untuk Memecahkan Rekor: Point Terbanyak Yang Pernah di Cetak 1 Orang di NBA
Memecahkan rekor 100 poin sangat sulit di era modern. Aturan NBA kini lebih ketat, dengan pertahanan zona dan batasan foul. Rata-rata possesion tim modern (95-100 per laga) jauh lebih rendah dibandingkan era Chamberlain (125). Pemain seperti Luka Dončić, yang mencetak 73 poin pada 2024, masih jauh dari rekor. Pelatih di Indonesia menilai fokus pada tembakan tiga poin mengurangi peluang mencetak poin sebanyak Chamberlain. Penggemar di Bandung berharap talenta seperti Derrick Michael bisa mendekati rekor ini di masa depan.
Prospek Masa Depan: Point Terbanyak Yang Pernah di Cetak 1 Orang di NBA
Meski rekor Chamberlain sulit dipecahkan, pemain modern seperti Devin Booker menunjukkan potensi dengan efisiensi tembakan 50%. Di Indonesia, pelatih SSB fokus pada pengembangan fisik dan teknik untuk menciptakan pemain serbabisa. Program Perbasi seperti Indonesia Basketball Academy mengadopsi latihan ala NBA, meningkatkan kemampuan menyerang sebesar 8%. Penggemar di Jakarta optimistis, berharap pemain Indonesia bisa mencatatkan rekor di level Asia.
Kesimpulan: Point Terbanyak Yang Pernah di Cetak 1 Orang di NBA
Rekor 100 poin Wilt Chamberlain pada 1962 tetap menjadi pencapaian terbesar dalam sejarah NBA, diikuti performa luar biasa Kobe Bryant dengan 81 poin. Kehebatan ini mengubah basket global dan menginspirasi penggemar di Indonesia, dari Jakarta hingga Surabaya. Pada 28 Juni 2025, rekor ini tetap tak tertandingi, mendorong anak muda untuk berlatih keras. Dengan semangat dan pembinaan, basket Indonesia berpotensi melahirkan talenta yang mendekati legenda ini, meski rekor Chamberlain mungkin tetap abadi.